Pementasan dan Bedah Buku dalam Revitalisasi Musik Tradisi Semah Laut - Warta Kayong

Breaking

Sabtu, 05 Oktober 2024

Pementasan dan Bedah Buku dalam Revitalisasi Musik Tradisi Semah Laut



Gabungan Komunitas seni dan budaya di kayong utara menggelar Pementasan dan Bedah Buku  Musik Tradisi Semah Laut, yang berlangsung di Biva Cafe, Sukadana, Kamis (03/10/2024).acara ini di support oleh Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui program danaindonesiana dan LPDP.

Dalam kesempatan tersebut penggagas atau ketua pelaksana, Muhammad Reza mengatakan bahwa, dengan diadakannya pementasan serta launching bedah buku semah laut ini untuk menyelamatkan atau menghidupkan warisan budaya tak benda yang menjadi sejarah lokal di kabupaten Kayong Utara.

“Dengan adanya kegiatan ini, saya selaku penggagas ingin menyelamatkan merawat sebagian yang masih bisa dirawat salah satunya musik permainan laut atau bahasa ritualnya semah laut,”kata Muhammad.


Dengan adanya kegiatan ini, menurut muhammad, revitalisasi sejarah ritual semah laut yang dikemas didalam buku dan film dokumenter agar bisa dinikmati serta memberikan edukasi kepada para muda mudi dan semua kalangan.

“Jadi harapan kami dengan diadakan kegiatan ini, teknisnya diadakan riset maestro transformasi ilmu, sejarah permainan musiknya, terus revitalisasi atau mengarasemen baru agar bisa dinikmati oleh kaula muda, oleh khalayak ramai,”ucapnya.

“Di era globalisasi ini kami buat buku, buat dokumenter yang berbasis digital untuk masuk ke dunia mereka (anak-anak muda) itu, ini kami berharap bukan hanya dinikmati oleh kayong utara sendiri, ini bisa dijadikan ikon untuk dibawa ke nasional,” tambahnya lagi.

Pada kesempatan yang sama, ketua LSM sekaligus pegiat sejarah Kayong Utara, Miftahul Huda menyampaikan dalam teknis kegiatan ini, mereka bekerja sama dengan teman-teman seniman dan budayawan yang ada di Kabupaten Kayong Utara.

Selain itu, Huda menjelaskan, ada beberapa unsur yang harus dikerjakan secara bersama-sama, musiknya dari sanggar simpang betuah, sedangkan disejarahnya dari teman-teman sejarawan, kemudian tari dari pegiat tari, ada penata musik, ada pembuat buku dan berbagai latar belakanglainya.

“Hasil output berupa buku kemudian berupa tari ini bagian dari proses, jadi kalau dikatakan sempurna mungkin tidaklah, karena memang buku ini adalah tataran yang ilmiah dan kita tetap membuka ruang kritik dan ruang diskusi maka termasuk hari ini ada bedah buku,” papar Huda.

Lebih lanjut, Huda menambahkan, adapun tujuan dari revitalisasi musik tradisi semah laut ini agar menjadi pemantik bagi pegiat seni dan guru di beberapa sekolah yang ada di Kayong Utara.

“Jadi tujuannya adalah meminta masukan, tadi bagus itu masukan dari ibu-ibu dari bapak-bapak mengenai judul buku kemudian tata bahasa ada yang belum disempurnakan.  Jadi kami hanya ingin memantik kawan-kawan supaya bagaimana kebudayaan khususnya warisan budaya tak benda berupa tradisi musik semah laut ini bisa kembali dihidupkan (direvitalisasi),”tambahnya.

Sementara itu, pegiat sejarah sekaligus kepala desa rantau panjang, Hasanan dengan perkembangan zaman yang sangat pesan ini dirinya berpesan kepada kaum anak-anak muda agar selalu melestarikan budaya-budaya yang ada di kayong utara. Oleh karena itu, lanjutnya anak-anak muda inilah yang menjadi generasi penerus yang menjadi pewaris sejarah lokal.

“Kami menduga kalau ini tidak segera diselamatkan, makanya kami mengusulkan program revitalisasi, dugaan kami kalau ini tidak diselamatkan misalkan musik permainan laut ini tidak ada jaminannya bahwa musik permainan laut atau semah laut itu akan bisa lestari,” papar Hasanan.

“Pesan kami kepada anak-anak muda jangan apatis dalam mempelajari sejarah, mengenal budaya yang kita miliki, karena kalau tidak kita siapa lagi yang mewariskan budaya ini. Untuk anak-anak muda bahwa kita terlahir dari masa lalu, tanpa orang-orang tua dulu kita tidak ada apa-apanya. Jadi kita sebagai pewaris dari nenek moyang kita jadi kita wajib melestarikan adat dan budaya kita, terutama yang relevan dengan keadaan saat ini,” ujarnya Hasana

Dalam kegitan tersebut turut dihaduri Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kayong Utara yang diwakili kabid kebudayaan, beberapa narasumber pegiat sejarah dan juga Kepala Sekolah atau perwakilan guru se-Kecamatan Sukadana dan Simpang Hilir.   


Tidak ada komentar:

Posting Komentar