Gerakan Anti Sogok (GAS), itulah kata yang harus kita sepakati dan kita suarakan ke publik ini. Mengapa, dan seberapa pentingkah kalimat itu? Jawabnya, sangat pnting. Sebab salah satu faktor yang meluluhlantakan sendi-sendi kehidupan ini ialah Sogok (Kolusi) selain Korupsi dan Nipostime yang sudah lazim kita dengar. Seberapa dasyahkah Sogok itu merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara? Sangat dahsyat. Dari sogok itu pula akan lahir seorang pemimpin yang korup, sebab, untuk menaik ke tangga kekuasaan seorang calon pemimpin harus menghamburkan uang triliyunan, baik yang ia keluarkan untuk biaya operasional tim, biaya koalisi, biaya kampanye maupun biaya sogok alias sopoy alias nipotisme untuk melunakan hati rakyatnya yang haus akan materi dan kesenangan semu/sesaat. Bahkan sogok tidak hanya dilakukan calon pemimpin atau wakil kita saja, menjadi PNS pun membutuhkan kata SOGOK agar tidak tereliminasi dari CPNS-nya.
Sesungguhnya Sogok adalah penyakit hati yang dimiliki seseorang, baik yang menyogok maupun yang menerima sogok tersebut sama-sama memiliki dan mengemban dosa besar. Sogok telah membentuk karakter positif menjadi negatif, merubah mindset (pola pikir) seseorang menjadi buas akan kesenangan materi semata. Betapa Sogok telah mampu menjatuhkan keimanan seseorang, mampu merubah idealis menjadi matrealis, merubah kebenaran menjadi samar-samar/kesalahan, merubah kebijakan prorakyat menjadi prokerabat, merubah keadilan menjadi kerdil dan merubah sesuatu yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin, dan itulah SOGOK. Dari sekian kasus Sogok yang terjadi, tentu kita sadar bahwa tidak semua individu yang dapat terlelap dengan nyanyian Sogok, dan tentu individu yang demikian adalah individu yang kokoh menjaga marwah dan martabanya sebagai hamba Tuhan yang mengaku beriman/bertakwa kepada-Nya.
Jika kita telah melihat dan memahami dampak negatif dari Sogok tersebut, tentu tidak berlebihan dan sangat wajar bahwa kita semua harus sepakat melawan SOGOK dan dedemitnya. Sebab sogoklah yang telah memutuskan harapan baik kita kepada sang penguasa. Sogok pula yang telah merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan sogok juga yang telah melahirkan pemimpin-pemimpin yang rakus, dzalim, lalim dan penindas buat rakyatnya sendiri. Mengapa demikian? Karena pemimpin itu lahir dari masyarakat. Jika kita sebagai masyarakat selalu dininabobokan dengan uang/materi dan kita terus tertidur, maka jagan pernah meyalahkan seorang pemimpin itu tidak adil, dzalim, lalim, penindas dan lain-lain, sebab kesalahan pemimpin adalah kesalahan kita juga memilihnya karena dipengaruhi uang/materinya, bukan memilih karena akhlak, keimanan atau ketakwaannya. Jika hak pilih atau hak suara kita masih dipengaruhi dengan iming-iming materi/uang dari calon pemimpin, maka bukan pemimpin yang patut kita persalahkan tetapi diri kitalah yang pantas menyandang gelar tersebut, dan kesimpulannya bahwa kita telah sepakat dengan pemimpin untuk mendukung sistem yang inkonstitusional yang tercipta dari budaya yang tak berbudaya.
Untuk itu, dalam rangka mengkampanyekan GAS, ada beberapa metode/pendekatan yang mesti kita lakukan sehingga efek negatif Sogok berkurang dan masyarakat kita cerdas dalam berpolitik dimasa-masa mendatang, insya Allah. Metode-metode tersebut diantaranya, yaitu:
1. Dimulai dari diri kita sendiri, dengan prinsip, “Mulailah dari hal-hal kecil, mulailah dari diri sendiri, mulailah dari sekarang, (Aa Gym),” kemudian baru kita terapkan dilungkungan keluarga, masyarakat, berorganisasi dan berhubungan dengan pihak lain jika kita mampu;
2. Tanamkan pada diri kita bahwa Sogok itu adalah dosa besar yang akan menyiksa kita di akhirat kelak, yang akan menghalangi kita menuju surganya Allah;
3. Yakinkan keluarga, lingkungan atau masyarakat kita bahwa sogok akan melahirkan seorang pemimpin yang KKN, dan tentu dengan penyampaian yang dapat diterima secara logis oleh mereka;
4. Lawan sogok tersebut dengan mendengarkan kebenaran kata hati kita, dan katakan kepada si penyogok bahwa anda lebih membutuhkan uang tersebut ketimbang saya, atau dengan kata-kata lain yang tidak membuat ia tersinggung;
5. Hindari bergaul dengan orang-orang yang suka sogok-menyogok jika kita tidak mampu menetralkan keadaannya, dan itu lebih baik dibanding kita harus menanamkan permusuhan dengannya;
6. Katakan dalam hati kita bahwa orang yang akan menyogok kita adalah penjelmaan syetan yang akan menyesatkan kita dari jalan kebenaran;
7. Lakukan apa yang dapat kita lakukan untuk melawan sogok tersebut melalui cara-cara/metode yang pas menurut kita, kendati kita hanya mampu berdo’a agar ia mendapat rahmat dari Tuhan-nya.
Dan pada akhirnya, mari kita serahkan upaya ini kepada Allah Yang Maha Kuasa, sebab Dialah yang mampu membolak-balikan hati manusia dari kebenaran menuju keburukan dan dari keburukan menuju kebenaran. Dan kita berlindung kepada Allah dari sifat-sifat tercela tersebut yang dapat mendatangkan azab dari-Nya. Semoga kita dapat menjalankan misi mulia ini dengan tetap istiqamah dan ikhlas dijalan-Nya, amin.
Salam GAS……!!!!
by. Ujang Tingang (edisi: 29/7/2012)