SIMPANG HILIR- Warga Desa Matan Jaya kecamatan Simpang Hilir berharap agar jalan dan jaringan listrik negara (PLN) di desanya dapat dibangun dan diusulkan oleh pemerintah daerah.
Pasalnya, hingga saat ini, 2 jenis kebutuhan warga desa itu belum ada. Sehingga, desa Matan Jaya dikatagorikan sebagai desa berkembang.
“Kami betul-betul sangat berharap agar jalan dan listrik dapatlah kiranya diwujudkan oleh pemerintah daerah” harap Sopian (45) warga Desa Matan, rabu (23/9) siang.
Disebutkan lelaki yang kerap disapa Abu ini, jalan yang dimaksud adalah jalan penghubung antara desa Matan Jaya ke desa Batu Barat Kecamatan Simpang Hilir. Sebab jika jalan itu dapat terwujud, maka sangat berdampak bagi warga desa Matan Jaya terutama membuka daerah dari keterisolasian wilayah.
“Selama ini, jika kami mau ke Sukadana (ibukota kabupaten) waktu tempuh kami bisa 4-5 jam karena memutar dan melewati jalan kebun sawit. Jika jalan itu terbuka, maka bisa dilalui dengan 2 jam” kata dia.
Sementara jaringan listrik yang ada di desa Matan Jaya, masih mengandalkan mesin diesel swadaya masyarakat dibantu dana desa (DD).
Kondisi itu dibenarkan oleh Iwan Gunawan sebagai sekretaris desa (Sekdes) Matan Jaya. Bahkan Iwan menjelaskan, mereka sudah berulangkali meminta kepada Pemkab dan DPRD secara lisan dan tertulis.
“Bukan tanpa upaya guna mengatasi persoalan ini. Rasanya sudah banyak surat yang kami buat dan usulkan ke Pemkab. Bahkan tiap ada kesempatan, kami sering ungkapkan hal ini” cetus Iwan.
Sekdes itu menguraikan, desanya memiliki 3 Dusun dengan total 12 Rukun Tetangga (RT). Sedangkan populasi penduduk, tercatat di angka 3.905 jiwa terbagi dalam 1.133 Kepala Keluarga (KK). Dari jumlah jiwa itu, kebanyakan berprofesi sebagai buruh kebun dan tambang.
Dari potensi desa, Iwan menyebutkan, Matan Jaya adalah desa dimana terdapat perusahaan tambang dan kebun sawit. Sehingga, aktivitas hilir mudik kendaraan milik perusahaan adalah pemandangan lumrah bagi warga setempat.
Disamping itu, desanya juga adalah desa dengan nilai historis yang panjang, sebab, di desanya terdapat situs sejarah kerajaan Simpang beserta ulama penyebar agama Islam.
Dengan kondisi itu, Iwan berharap agar pembangunan di desanya bisa menjadi prioritas daerah sebab, desanya pun diketahui sebagai sumber penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kayong Utara.
“Rasanya wajarlah kalo kami berharap kondisi kami ini bisa dituntaskan” kata Iwan Gunawan. (HP) (IHM)