Tulisan ini telah kami buat dalam bentuk Video sederhana yang kami buat secara swadaya guna perkembangan Sejarah lokal. Adapun isi dari video ini kami himpun dari hasil riset serta kompilasi dari berbagai sumber yang kami cantumkan secara jelas pada akhir video ini.
Mohon maaf apabila masih banyak kekurangan.. Selamat membaca serta menyaksikan video kami !!
Salam Budaya .. !
Peta borneo pada tahun 1851.
Peta ini di buat oleh seorang berkebangsaan inggris bernama John Tallis yang lahir pada tanggal 7 November 1817 dan wafat pada tanggal 3 June 1876.
Dalam peta boneo yang di buat oleh john tallis ini terdapat beberapa pergeseran wilayah, kita fokus pada masa kerajaan Tanjung Pura Di Masa Matan, dimana kesultanan Matan yang pada peta peta seblumnya ada di wilayah utara, dalam peta Jhon tallis ini sudah berada di wilayah selatan yakni kabupaten Ketapang pada saat ini.
Sedangkan nama Matan yang dulu terletak di utara pada peta tersebut sudah berubah menjadi nama Simpang, yang hari ini kerajaanya di kenal dengan nama kerajaan simpang. Dimasa itulah terjadi banyak dinamika dalam kesultanan matan.
Ada jarak sertatus empat puluh satu tahun dari masa sultan Zainuddin yang memerintah kerajaan matan di sebelah utara. Tentu di masa ratusan tahun tersebut banyak peristiwa yang terjadi, dari mulai perang saudara, perang antar kerajaan hingga akhirnya pemindahan kota raja yang kemudian membawa kerajaan matan berikutnya berpindah mencari tempat yang lebih aman dan strategis.
Di rentang waktu yang cukup panjang tersebut juga terjadi peristiwa penting bagi sukadana yakni hancurnya bandar besar sukadana pada tahun 1770 masehi yang di serang oleh ksultanan pontianak bersama belanda. dan di rentang waktu itu pula terjadi pembagian wilayah antara kerajaan matan yang di kemudian hari mengerucut pada dua nama kerajaan dari turunan Tanjung pura, yang hingga saat ini eksis di dua kabupaten yakni ,Ketapang dan Kayong utara dengan nama kerajaannya yakni kerajaan matan tanjung pura di mulia kerta ketapang dan Kerajaan Simpang Di Teluk Menalo Kabupaten Kayong Utara.
Sebenarnya di rentang waktu 140 tahun tersebut ada peta peta yang juga di buat di antaranya setelah tahun 1710 ada peta tahun 1721, kemudian peta tahun pada tahun 1725, peta tahun pada tahun 1730, peta tahun pada tahun 1740, peta tahun pada tahun 1747, peta tahun 1770, peta tahun pada tahun 1776, peta tahun pada tahun 1780 , peta tahun pada tahun 1799, peta tahun pada tahun 1881, peta tahun 1810, peta tahun pada tahun 1818, dan peta tahun pada tahun 1835.
Artinya selama 141 tahun peta borneo mengalami 14 kali perubahan, dari 1710 hingga 1851, namun titik lokasi kerajaan matan dalam 14 peta sebelum tahun 1851 tersebut masih berada di titik sebelah utara Suukadana, walaupun dalam sejarah di catatakan dari berbagai literatur bahwa terjadi gonjang ganjing peristiwa, yang membuat kesultanan matan di masa itu benar benar kalang kabut mempertahankan kerajaanya hingga ia berpindah kesan dan kemari, juga termasuk politik pembagian wilayah merupakan salah satu cara untuk menyelamatkan eksistensi kesultanan agar tetap ada sepanjang zaman.
Kemudian pada peta peta berikutnya di sebelaha selatan sukadana, nama Matan sempat juga berubah menjadi beberapa nama misalnya pada tahun 1855 nama matan sempat berubah menjadi nama Ketapan atau ketapang. Kemudian tahun 1880 selain nama ketapang ada nama baru lagi yakni muara kajung atau muara kayong, sedangkan pada peta borneo 1893 nama Ketapang dan muara kayong tidak ada, namun di ganti lagi dengan nama Matan dengan penanda huruf besar sama dengan nama Sukadana dan Simpang.
Pada saat itu jika merujuk pada catatan belanda memang secara garis besar, borneo bagian barat menjadi beberapa afdeling atau departemen, yang di sebut sebagai “wester afdeling van borneo”.
Ada dua belas wilayah afdeling atau departemen di bonero barat atau kalimantan barat masa lalu, di antaranya adalah , Afdeling sambas , sintang, selimbau, sanggau, sekadau, tayan, landak, Matan , simpang, Sukadana , mempawah dan terakhir pontianak.
.MIFTAHUL HUDA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar