Melacak Jejak Kerajaan Tanjung Pura Part 6 ( Pada Peta Kuno Tahun 1710 Masehi) - Warta Kayong

Breaking

Selasa, 28 Januari 2020

Melacak Jejak Kerajaan Tanjung Pura Part 6 ( Pada Peta Kuno Tahun 1710 Masehi)

peta borneo 1710-ioachim-ottens

Tulisan ini telah kami buat dalam bentuk Video sederhana yang kami buat secara swadaya guna perkembangan Sejarah lokal. Adapun isi  dari video ini kami himpun dari hasil riset serta kompilasi dari berbagai sumber yang kami cantumkan secara jelas pada akhir video ini.

Mohon maaf apabila masih banyak kekurangan.. Selamat  membaca serta menyaksikan  video kami !!

Salam Budaya .. !

 

Peta borneo  bertarikh 1710 Masehi

Peta ini  di buat oleh Jhon ottens yakni seorang berkebangsaan belanda yang lahir pada 1662. Dalam peta borneo ini tempat tempat yang  belum teridentifikasi, nama namanya  saat itu sudah muncul. Dan posisi nama Matan masih  ada di sebelah utara dari Sukadana, maka bisa di artikan bahwa kota raja matan pada saat itu adalah  posisi kecamatan simpang hilir pada saat ini, sedangkan daerah lain merupakan bagian dari kesultanan matan.

Jika di lihat dari tahun peta tersebut di buat yakni tahun 1710, pada masa ini yang berkuasa adalah sultan zainuddin, bahkan dalam catatan belanda , di tuliskan bahwa sultan muhammad zainuddin dalam ejaan belanda adalah “mahmoet  shein  oedin, sulthan van sekusur” yang artinya adalah sultan muhammad zainddin dari sekusur.

Yang di maksud dalam catatan belanda ini adalah kedudukan sultan zainuddin saat itu berada di sekusur sebagai  kota rajanya.

Sekusur sendiri saat ini masuk di wilayah Desa Lubuk Batu Kecamatan Simpang Hilir.  di sekusur  yang terkenal saat ini adalah makam keramatnya yang tepat berada di sebuah bukit atau orang setempat  menyebutnya mungguk.

Selain makam keramat juga terdapat  ratusan bahkan ribuan makam yang berada di sini, sayang cagar budaya ini kurang terawat, sehingga banyak makam yang sudah musnah, bahkan sudah di kelilingi oleh kebun sawit, dikahwatirkan apabila hal ini di biarkan berlarut larut maka suatu saat bukan tidak mungkin  cagar budaya ini akan rusak dan punah tanpa meinggalkan jejak sejarah pada masa lampau.

Dan jika Membaca peta borneo pada tahun 1710 ini, kita  ingat akan  Catatan GUSTI ISWADI, S.sos dalam bukunya “Pesona Tanah Kayong,  di jelaskan bahwa Kerajaan Tanjungpura  awal,  dalam perspektif sejarah disebutkan, bahwa, dari negeri baru kerajaan Tanjungpura berpindah ke Sukadana  , kemudian pindah lagi Ke Sungai Matan (sekarang Kec. Simpang Hilir).

Dan pada  masa pemerintahan Sultan Muhammad Zainuddin yang memerintah pada tahun 1665–1724  terjadi  perpindahan lagi ke Indra Laya ( sekarang kecamatan sandai), hal ini di sebabkan karena pembrontakan di masa itu.

Indra Laya adalah nama dari satu tempat di Sungai Puye anak Sungai Pawan Kecamatan Sandai. Kemudian disebut Kerajaan Kartapura karena pindah lagi ke Karta Pura di desa Tanah Merah, Kec. Nanga Tayap, kemudian baru ke Desa Tanjungpura sekarang  (Kecamatan Muara Pawan) dan terakhir pindah lagi ke Muliakarta di Keraton Muhammad Saunan yang ada sekarang yang terakhir sebagai pusat pemerintahan swapraja hingga masa kemerdekaan.

Pada masa pemerintahan sultan zainuddin ini banyak peristiwa terjadi , termasuk pemberontakan dan perang saudara, hal inilah yang di kemudian hari menyebabkan ia berpindah ke indra laya dan kerajaan matan terbelah menjadi beberapa bagian.

Namun pembahasan mengenai riwayat lengkap sultan zainuddin  dan dinamika politiknya kami bahas khsuus pada video lain di chanel ini.

Bersambung Pada part 7

MIFTAHUL HUDA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar