Melacak Jejak Kerajaan Tanjung Pura Part 2 (Peta Petrus Plancius pada abad ke 15 M)

Peta borneo 1594-petrus-plancius

Tulisan ini telah kami buat dalam bentuk Video sederhana yang kami buat secara swadaya guna perkembangan Sejarah lokal. Adapun isi  dari video ini kami himpun dari hasil riset serta kompilasi dari berbagai sumber yang kami cantumkan secara jelas pada akhir video ini.

Mohon maaf apabila masih banyak kekurangan.. Selamat  membaca serta menyaksikan  video kami !!

Salam Budaya .. !

 

 

Pada part dua ini kita akan membedah Peta Borneo  bertarikh 1594  yang di buat oleh Petrus Plancius.

Petrus Plancius yang hidup pada tahun (1552 –  1622), ia adalah seorang astronom, kartografer, dan pendeta , Plancius dianggap sebagai salah satu tokoh terkemuka dalam zaman keemasan kartografi Belanda.

Pada peta borneo yang telah di buat oleh plancius tersebut, tampak di lokasi  sukadana saat ini, nama Taiaopura atau Tanjung pura jelas tertulis dalam peta tersebut, sedangkan nama sukadana sendiri saat itu masih belum masuk dalam peta.

Pada tahun 1590 setelah meninggalnya panembahan baroh,  tampuk kepemimpinan di lanjutkan oleh sultan muhammad tajudin atau yang di kenal juga dengan nama Giri Kesuma atau Panembahan Sorgi.

Sebenarnya di masa  panembahan baroh perintisan  kota raja baru sudah di mulai dimatan, namun sampai pada masa Panembahan Sorgi pembangunan tersebut masih terus di laksanakan, karena Sukadana sebagai bandar pelabuhan yang kala itu  sangat ramai,  juga perlu konsentrasi dari Penmbahan Sorgi untuk mengurusnya.

Menurut buku “dokumentasi sejarah kesultanan matan” yang di tulis oleh Gusti carma dwi husada, yang  juga bersumber dari catatan muller pada tahun 1843.  Gusti Carma dalam bukunya menjelaskan jika pada masa Panembahan Sorgi juga,  perdagangan hindia belanda saat itu sudah di mulai dengan membeli intan berlian dari  Sukadana.

Dalam bukunya juga ia menjelaskan jika panembahan sorgi sering bepergian menyebarkan agama islam, lalu kemudian ia wafat pada bulan januari pada tahun 1609 dan di makamkan di gunung.  Demikianlah  catatan muller yang sudah di buat dalam bentuk buku jadi oleh gusti carma.

Sementara menurut  buku sekilas menapak kerajaan tanjung pura yang di tulis oleh gusti muhammad mulia  pada tahun 2007, di jelaskan juga bahwa Panembahan Sorgi memiliki istri dari kerjaan landak yang bernama ratu mas jaintan atau Putri Bunku.

Ada beberapa peristiwa penting yang terjadi pada masa panembahan sorgi ini , namun Kisah selengkapnya  kami ulas khusus pada sesion yang lain.

Bersambung Pada part 3

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama